Cinta memang sulit ditebak,tetapi terkadang ia tumbuh dengan
sendirinya. Namun ia pun bisa pergi begitu begitu saja. Sinta diam-diam telah
mencintai Andi. Awal pertemuan itu telah menyatukan cinta mereka, tetapi Sinta
masih enggan untuk mengungkapkannya. Sedangkan Andi, ia hanya cuek, yang
membuat hati Sinta membara bagai letusan gunung yang meledak.
Detakan jarum jam pun terus berdetak,namun sinta masih di rundung
kegalauan yang mendalam. Tak lama kemudian, handphone Sinta pun berbunyi, dia
langsung sigap membuka isi messege yang diterimanya.
“ oh, ternyata dari dia.” Ungkapnya dalam hati.
Sinta pun berlagak sok cuek kepada Andi dan tidak membalas
messege-nya.
“hai Sin, kok kmu gak balas messege ku tadi malam sich??.. tanya
andi.
“hmm sorry, aq tadi malam dah tidur, jadi aq gak tau kalau kamu
sms. Jawab Sinta penuh penjelasan.
Namun, jawaban sinta tidak memberi respon apapun terhadap Andi.
Andi malah diam dan cuek terhadap Sinta.
“ih, kok gak nanya lagi sich?!” tanya Sinta dalam hati dengan penuh
penyesalan.
Hari-hari pun terus berganti, perkenalan mereka kini semakin akrab,
yah walaupun keduanya masih malu-malu kucing.
Namun, kekuatan cinta mereka sudah tak dapat digambarkan lagi. Hingga
suatu hari tibalah saatnya ketika Andi mengajak Sinta dinner di sebuah cafe
dekat rumahnya . Sinta pun langsung menerima undangan tersebut. Tibalah
di sebuah cafe, Andi pun langsung mengungkapkan perasaan cintanya selama ini.
“Sin,kita udah lama kenal, kamu dah tahu sikap aq dan begitupun aq,
aku sadar slama ini aq terlalu cuek sama kamu,padahal setiap aku cuek sama
kamu, hal itu membuat hatiku tersakiti,aq dah capek cuek sama kamu, aq tu
pengen rasa cuek aq ke kamu berubah jadi rasa sayang dan cinta q padamu. Sin,
di malam ini, aq pengen ngebuktiin tu semua, "so, would you like to be my girl
friend?”
Waduh ni anak ngomong gitu aja, pake pendahuluan panjang banget
sih, padahal kan yang ku tunggu Cuma kalimat akhirnya doank...” tuturnya dalam
hati.
“hmm gimana ya ?! sorry ya ?! sorry ya An,aku gak bermaksud untuk
menyakiti hati mu, tapi aku sadar dengan semua sikapmu sama aku selama ini tu
membuat aku gak bisa untuk melupakanmu dan jikalau memang permintaanmu begitu,
aku gak bisa mengatakan apa-apa lagi, so,yes, I do...” itulah ungkapan sinta .
“Rasain lho gantian gue kerjain, hehe..” tuturnya dalam hati.
Idih ni anak masih aja membuat aku penasaran dengan katanya yang
cukup membolak-balikkan hatiku. Tapi aku senang dengan jawabannya hahaha”
ungkapannya dalam hati.
“hmm so you’re my girl friend now..” kata andi dengan lantangnya.
“hemm ya, but...”
Idih kamu masih aja deh pake perjanjian segala, kitakan udah
pacaran, jadi jangan pake perjanjian lagi ya!!” potong andi.
“hmm okelah...” singkat sinta.
Hubungan merekapun berjalan cukup singkat. Itu semua terjadi karena
pemikiran mereka yang selalu berlawanan.
Andi dan sinta kini galau menghadapi persoalan cinta mereka. Ketika
andi sedang berlalu lalang dengan motor tercintanya, tanpa ia sadari ada sebuah
mobil yang berada didepannya dan akhirnya andi pun menabrak mobil itu.
Sinta yang mendengar kabar itu ia hanya enteng menjawab, “walah ni
anak saking galaunya gak sadar kalau nabrak mobil sekeren itu”.
Hampir sebulan andi dirawat di rumah sakit, namun sinta baru sempat
menjenguknya. Tiba didepan ruangan andi, sinta cukup tertekan, terkejut,dan
kesal. Melihat andi yang tengah berbaring ditemani seorang cewek yang mukanya
sangat asing baginya.
Bodoh banget sih gue, kenapa aku gak dari kemaren-kemaren menjenguk
tu anak, eh, keduluan deh sama tu bidadari”. Tuturnya
Tidak lama setelah itu andi pun sudah diperbolehkan pulang, dan
sang bidadari pun tetap bersamanya. Melihat kedekatan mereka, membuat hati
sinta semakin teriris bagai pisau yang tajam. Kecemburuan yang gak jelas,
padahal mereka kan udah lama putus. Akhirnya sinta memutuskan untuk pergi dari
kehidupan andi dan melupakannya. Sebelum sinta pergi, dia menitipkan sepucuk
surat untuk andi.
“Andi, mungkin setelah kamu membaca surat ini, aku sudah tak berada
di sisimu lagi, aku akan pergi jauh meninggalkanmu. Jujur, semenjak kita putus,
aku merasa ada sesuatu yang hilang dalam diriku. Dan perasaan aku ke kamu itu
semakin dalam. Aku sungguh menyesal telah memutuskan hubunganku denganmu,
tetapi aku sadar ternyata cinta kamu ke aku tu gak sebesar cintaku padamu.
Ketika aku mendengar kamu kecelakaan aku sungguh syok, tapi aku baru
menyadarinya setelah aku hendak menjengukmu di rumah sakit, aku melihat ada
penggantiku disana. Yah, aku harap dia bisa mengerti kamu ya! Dan semoga kalian
bahagia.”
Setelah membaca surat itu andi pun tak dapat melakukan apa-apa lagi
dia hanya bisa meneteskan air matanya kini.
“sin kenapa sih kecemburuan kamu gak pernah hilang? Semua yang kamu
katakan itu gak benar, aku sungguh sangat mencintaimu.. dan cewek yang selama
ini menemani aku itu adik sepupuku,” tutur andi dalam hati.
Deraian air mata pun terus membasahi pipinya. Namun waktu sudah tak
dapat di putar kembali. Sinta kini pergi entah kemana. Dan andi kini menyesal
karena telah melepaskan belahan jiwanya. Kini andi memulai kehidupannya tanpa
cinta dan sayang sinta. Semoga cinta mereka dapat bersatu lagi dan bertemu
dalam waktu yang berbeda. Tapi, terkadang cinta itu gak harus memiliki. Yah,
begitulah cinta, cinta emang sulit untuk diartikan. Terkadang cinta itu sungguh
menyakitkan, dan terkadang sungguh indah. Begitulah kisah cinta yang dihadapi
sinta dan andi.
Written by :
(Sri Windari)
Mahasiswa fakultas Adab dan ilmu budaya
Jurusan sejarah dan kebudayaan islam.
Yogyakarta, 10 Desember 2012
Yogyakarta, 10 Desember 2012