ASAL
USUL, PENGERTIAN, DAN
SUMBER
AJARAN TASAWUF
Makalah
ini diajukan untuk memenuhi tugas akhlak
tasawuf
semester I.
Dosen
Pengampu :
Bpk.
Prof. Dr. Alwan Khairi, MA
Di
susun oleh Kelompok
2
:
Sri
Windari (12120004)
Habibah
(12120028)
Anggun
Koswara
(12120005)
JURUSAN
SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS
ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
TAHUN
AKADEMIK 2012-2013
KATA
PENGANTAR
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran dalam penyusunan makalah yang berjudul “ Asal
usul, pengertian dan sumber ajaran tasawuf”
guna memenuhi tugas dari mata kuliah Akhlak
tasawuf.
Shalawat
dan salam semoga selalu tersampaikan kepada Nabi Muhammad SAW semoga
kita tergolong umatnya dan mendapatkan syafaatnya amiieenn..
Dalam
makalah ini akan memberi sedikit gambaran tentang asal
usul, pengertian dan sumber ajaran tasawuf,
dengan harapan semoga dapat memberi sedikit wawasan kepada kita semua
tentang problem-problem asal
usul, pengertian, sumber ajaran tasawuf.
Selanjutnya
apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan dari susunan kalimat
maupun dalam penulisan kami minta maaf dan selalu menerima masukan,
kritikan
serta mengharapkan saran dari rekan-rekan semua khususnya kepada
dosen pengampu, yang sifatnya membangun guna perbaikan makalah
selanjutnya. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.
Akhir
kata kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
telah turut serta melancarkan tersusunnya makalah ini, mudah-mudahan
ini semua bisa menjadi suatu amal shaleh baik penyusun maupun pembaca
pada umumnya, amin yaa rabbal ‘alamin....
WABILLAHI
TAUFIQ WAL HIDAYAH.
Yogyakarta,
08 oktober 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang masalah
Tasawuf adalah sikap
mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup
sederhana,rela berkorban, untuk kebaikan dan selalu bersikap
bijaksana. Sikap jiwa yang demikian itu padahal hakikatnya adalah
akhlak yang mulia.
Tasawuf adalah
ilmu yang mempeljari suatu cara agar seseorang dapat mudah berada di
hadirat Allah SWT.
Sumber ajaran
tasawuf berasal dari unsur islam dan unsur luar islam. Asal usul kata
tasawuf berasal dari bahasa arab. Diantaranya : al- suffah, saf,
sufi, dan suf. Ada juga asal usul kata tasawuf berasal dari bahasa
yunani yaitu sophos.
- Rumusan masalah
- Asal usul kata tasawuf
- Pengertian tasawuf
- Sumber ajaran tasawuf
DAFTAR
ISI
Kata
pengantar i
Daftar
isi ii
Bab
1 Pendahuluan
- Latar belakang masalah iii
- Rumusan masalah iii
Bab
2 Pembahasan
- Asal usul kata tasawuf 1
- Pengertian tasawuf 2
- Ciri umum tasawuf 4
- Sumber tasawuf 5
Bab
3 Penutup
Kesimpulan 9
BAB
II
PEMBAHASAN
- ASAL USUL KATA TASAWUF
Lafal kata tasawuf
merupakan mashdar (kata jadian ) bahasa arab dari fi’il (kata
kerja) menjadi . kata merupakan (kata kerja tambahan
dan huruf), yaitu ‘ta’ dan ‘tasydid’, yang sebenarnya berasal
dari (kata kerja asli dari tiga huruf), yang berbunyi menjadi
(mashdar); artinya ‘mempunyai bulu yang banyak’. Perubahan dari
kata menjadi kata
yang dalam kaidah
bahasa arab, berarti (menjadi) berbulu yang banyak, dengan arti
sebenarnya adalah menjadi sufi yang ciri khas pakaiannya selalu
terbuat dari bulu domba (wol). 1
Para ahli
berpendapat bahwa asal usul kata tasawuf dibagi menjadi :
Pertama : tasawuf
berasul dari shuf, yang berarti “wol kasar” karena orang-orang
sufi selalu memakai pakaian tersebut sebagai lambang kesederhanaan.
Kedua : tasawuf
berasal dari akar kata shafa’, yang berarti bersih. Disebut sufi
karena hatinya tulus dan bersih dihadapan tuhannya, tujuan sufi
adalah membersihkan batin melalui latihan-latihan yang lama dan
ketat.
Ketiga : tasawuf
berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan ahl- assuffah, yaitu
orang-orang yang tinggal disuatu kamar disamping dimasjid Nabi di
Madinah.
Keempat : tasawuf
berasal dari kata shopos. Kata tersebut berasal dari yunani yang
berarti hikmah.
Kelima : tasawuf
berasal dari kata shaf. Makna shaf dinisbahkan kepada orang-orang
yang ketika shalat selalu berada di shaf yang paling depan.
Keenam : kata
tasawuf berkaitan dengan kata ash-shifah karena para sufi sangat
mementingkan sifat-sifat terpuji dan berusaha keras meninggalkan
sifat-sifat tercela.
Ketujuh : tasawuf
berasal dari kata ‘shaufanah’ yaitu sebangsa buah-buahan kecil
yang berbulu-bulu dan banyak tumbuh dipadang pasir di tanah arab,
dimana pakaian kaum sufi itu berbulu-bulu seperti buah itu pula,
dalam kesederhanaannya.2
Menurut Harun
Nasution asal usul kata tasawuf dibagi menjadi 5 istilah :
- Al Suffah (Ahl Al suffah)
Yaitu orang yang
ikut berpindah dengan Nabi SAW dari Mekah keMadinah. Hal ini
menggambarkan bahwa keadaan orang yang rela mencurahkan jiwa dan
raganya, harta bendanya dan lain sebagainya hanya untuk Allah SWT.
- Shaf
Yang berarti
barisan. Menggambarkan seseorang yang selalu berada dibarisan depan
dalam beribadah kepada Allah dan melakukan amal kebajikan.
- Sufi
Yang berarti suci.
Menggambarkan orang yang selalu memelihara dirinya dari berbuat dosa
dan maksiat.
- Sophos
Yang berarti hikmah
(berasal dari bahasa Yunani). Menggambarkan keadaan jiwa yang
senantiasa cenderung kepada kebenaran.
- Suf
Yang berarti kain
wol. Menggambarkan orang yang hidup sederhana dan tidak mementingkan
dunia.3
- PENGERTIAN TASAWUF
- Dari segi bahasa (linguistic)
Tasawuf adalah
sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup
sederhana, rela berkorban, untuk kebaikan dan selalu bersikap
bijaksana. Sikap jiwa yang demikian itu pada hakikatnya adalah akhlak
yang mulia.
Tasawuf secara
lughawi (etimologis) itu diperselisihkan oleh para ahli. Hal ini
diakibatkan oleh perbedaan mereka dalam memandang asal usul kata itu.
- Dari segi istilah (terminology)
Menurut Ibrahim
Basyuni, seperti yang dikutip M. Syatoiri, defenisi tersebut bisa
dikelompokkan dalam 3 kelompok:
- Defenisi yang terjadi karena dasar ( )
Manusia dengan
fitrahnya tidak akan menguasai seluruh hakikat. Oleh karena itu,
banyak orang sufi yang memberikan defenisi tasawuf berdasarkan pada
fitrahnya, diantaranya sebagai berikut :
- Abu Husein An Nuri (w. 272 H)
Sufiah adalah
kelompok kaum yang memiliki hati bersih dari segala keburukan yang
dibuat manusia dan bersih dari penyakit batin serta bebas dari segala
bentuk syahwat, sehingga mereka berada di barisan yang pertama dan
mendapat derajat yang tinggi serta kebenaran.
- Al-Juanidi (w. 296 H)
Tasawuf adalah
menyucikan hati sehingga tidak ditimpa suatu kelemahan, menjauhi
akhlak alamiah, melenyapkan sifat kemanusiaan dan menjauhi segala
keinginan nafsu.
- Dzun Nun Al-Mishri (w. 245 H)
Sufi adalah orang
yang tidak menyusahkan bagi dirinya dari segala permintaannya, juga
tidak menyusahkan dirinya dari ketiadaan.
- Defenisi dari segi kesungguhan ( )
Defenisi tasawuf
secara jahidah mulai mengadakan pendekatan secara amaliah dengan cara
memperindah diri melalui pengamalan agama dalam fadilah-fadilahnya.
Atas dasar amaliah
ini, banyak yang memberikan ta’rif tasawuf, diantaranya sebagai
berikut :
- Al-Kanani
Tasawuf adalah
akhlak maka barang siapa yang bertambah akhlaknya bertambah pula
kesuciannya.
- An-Nuri
Tasawuf bukanlah
lukisan atau ilmu, tetapi akhlak. Bila merupakan lukisan, tasawuf
akan dapat dicapai dengan dasar kesungguhan. Bila merupakan ilmu,
tasawuf akan dapat dicapai dengan belajar. Akan tetapi, tasawuf hanya
akan dapat dicapai melalui akhlak, yaitu akhlak Allah. Pada diri
seseorang tidak akan dapat diterima akhlak yang bersifat ketuhanan
bila melalui ilmu dan lukisan.
- Sahal bin Abdillah
Tasawuf adalah
menyedikitkan makan, sungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah dan
lari dari manusia.
- Defenisi dari segi dirasakan ( )
Tasawuf dari segi
ini yaitu orang yang sudah memasuki dunia sufi harus mampu
menggerakkan jiwa pada kegiatan-kegiatan tertentu untuk mendapatkan
suatu perasaan yang berhubungan dengan wujud tuhan yang mutlak atau
kehidupan rohani yang berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan dengan
berbagai cara seperti memperbanyak amalan.
Dari pengertian
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tasawuf adalah pembersihan
diri. Dengan kata lain, tasawuf merupakan suatu perpindahan
kehidupan, yaitu dari kehidupan kebendaan pada kehidupan kerohanian.4
Dari pendapat para
ahli tasawuf mendefinisikan tasawuf secara istilah (terminology) ada
tiga pandangan :
- Sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas
Tasawuf dilihat dari
sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas adalah sebagai upaya
mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia dan
memusatkan perhatian hanya kepada Allah SWT.
- Sudut pandang manusia sebagai makhluk yang harus berjuang
Tasawuf itu sebagai
upaya memperindah diri dengan akhlak yang bersumber dari ajaran agama
dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Sudut pandang manusia sebagai makhluk yang bertuhan
Tasawuf dikatakan
sebagai makhluk yang bertuhan yaitu sebagai kesadaran fitrah
(ketuhanan) yang dapat mengarahkan jiwa agar tertuju kepada
kegiatan-kegiatan yang dapat menghubungkan manusia dengan tuhan.
Jika definisinya
satu sama lain dihubungkan maka pada intinya tasawuf adalah upaya
melatih dirinya dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin
akhlak yang mulia dan dekat dengan Allah SWT.
Dengan kata lain
tasawuf adalah bidang kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan
mental ruhaniah agar selalu dekat dengan tuhan.5
- CIRI UMUM TASAWUF
Abu
Al-Wafa Al-Ganami At-Taftazani (peneliti tasawuf) berpendapat bahwa
secara umum, tasawuf mempunyai lima cirri, yaitu :
- Adanya moral
- Pemenuhan fana (sirna) dalam realitas mutlak
- Pengetahuan intuitif langsung
- Timbulnya rasa kebahagiaan sebagai karunia Allah dalam diri seorang sufi karena tercapainya maqamat (maqam-maqam atau beberapa tingkatan),
- SUMBER TASAWUF
Para orientalis
barat menyatakan bahwa sumber tasawuf itu ada lima yaitu:
- Unsur islam
Unsur islam
bersumber pada ajaran islamya itu Al-quran dan As-sunnah serta
praktek kehidupan Nabi SAW dan para sahabat.
- Al-quran
- Al-quran berbicara tentang kemungkinan manusia dengan tuhan dapat saling mencintai (mahabbah). Contoh terdapat dalam Q.S. Al-Maidah : 54
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ مَن يَرْتَدَّ
مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي
اللّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ
أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ
عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي
سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ يَخَافُونَ لَوْمَةَ
لآئِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللّهِ يُؤْتِيهِ
مَن يَشَاءُ وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيم
“wahai orang
yang beriman, barang siapa diantara kamu yang murtad (keluar) dari
agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia
mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah
lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras
terhadap orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dari yang tidak
takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah
yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Allah Maha
luas (pemberian-Nya), Maha mengetahui”.
- Perintah agar manusia senantiasa bertaubah membersihkan diri memohon ampunan kepada Allah SWT. Terdapat dalam QS. At-Tahrim : 8
|
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا
إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحاً
عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ
سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ
جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي
اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ
آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى
بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ
يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا
نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
|
|
|
“wahai
orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan obat yang
semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan Menghapus
kesalah-salahanmu dan Memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang
mengalir dibawahnya sungai-sungai, paada hari ketika Allah tidak
mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya;
sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan di sebelah kanan mereka,
sambil mereka berkata: “ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami
cahaya kami dan ampunilah kami; sungguh, Engkau Maha Kuasa atas
segala sesuatu”.
- Petunjuk manusia akan senantiasa bertemu dengan tuhan dimana pun mereka berada. Hal ini tercantum dalam QS. Al-Baqarah : 110
وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ
وَآتُواْ الزَّكَاةَ وَمَا تُقَدِّمُواْ
لأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ
عِندَ اللّهِ إِنَّ اللّهَ بِمَا
تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“dan
laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang
kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi
Allah, sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.
- Tuhan dapat memberikan cahaya kepada orang yang dikehendakiNya. Dalam QS. An-Nur : 35
اللَّهُ
نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ
نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ
الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ
كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ
مِن شَجَرَةٍ مُّبَارَكَةٍ زَيْتُونِةٍ
لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ
يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ
تَمْسَسْهُ نَارٌ
نُّورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ
لِنُورِهِ مَن يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ
الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Allah
(pemberi) cahaya (kepada)langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya,
seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang didalamnya ada pelita
besar. Pelita itu didalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan
bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon
yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak ditimur dan
tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi,walaupun tidak disentuh api. Cahaya diatas cahaya
(berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang
yang Dia Kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi
manusia. Dan Allah MAha Mengetahui segala sesuatu”.
- Mengingatkan manusia agar dalam hidupnya tidak diperbudak oleh kehidupan dunia dan harta benda. Dalam QS. Al-Fathir ayat 5
|
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ
حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم
بِاللَّهِ الْغَرُورُ
|
|
|
“wahai
manusia, sungguh janji allah itu benar, maka janganlah kehidupan
dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan)yang pandai menipu,
memperdayakan kamu tentang allah”.
- berfikir sabar dalam menjalani pendekatan diri kepada Allah.
- As-sunnah
“Aku
adalah perbendaharaan yang tersembunyi maka Aku menjadikan makhluk
agar mereka mengenal-Ku.”
Dari hadist diatas
dapat mengambil sebuah petunjuk yang berarti alam raya, termasuk diri
kita, yang merupakan cermin tuhan atau bayangan tuhan.
Tuhan ingin mengenal
diriNya melalui penciptaan alam ini. Dengan demikian dalam alam raya
ini terdapat potensi ketuhanan yang dapat didayagunakan untuk
mengenalNya. Dan apa yang ada didalam alam raya ini akan kembali
kepada tuhan.
Berikut ini beberapa
matan hadist yang dsapat dipahami dengan pendekatan tasawuf.
“barang siapa
yang mengenal dirinya sendiri maka akan mengenal tuhannya”. 7
Hadist di atas,
disamping melukiskan kedekatan hubungan antara tuhan dan manusia,
sekaligus mengisyaratkan arti bahwa manusia dan tuhan adalah satu.
- Unsur masehi
- Menurut Van Kromyer tasawuf berarti buah dari unsur agama Nasrani yang terdapat pada zaman jahiliyah.
- Menurut Gold Ziher yang menyatakan sikap fakir dalam islam itu merupakan cabang dari agama Nasrani.
- Menurut Noldicker yang menyatakan pakaian wol kasar yang kelak digunakan para sufi sebagai lambang kesederhanaan hidup adalah merupakan pakaian yang biasa dipakai oleh para pendeta.
- Nicholson mengemukakan bahwa istilah tasawuf berasal dari agama Nasrani dan bahkan ada yang berpendapat bahwa aliran tasawuf itu berasal dari agama Nasrani.
- Unsur Yunani
Kebudayaan Yunani
yaitu filsafatnya telah masuk pada dunia dimana perkembangannya
dimulai pada akhir daulah Umayah dan puncaknya pada daulah Abbasiyah.
Metode berfikir filsafat Yunani ini juga telah ikut mempengaruhi pola
berfikir sebagian orang islam yang ingin berhubungan dengan tuhan.
- Unsur Hindu/Budha
Antara tasawuf dan
sistem kepercayaan agama Hindu dapat dilihat adanya hubungan seperti
sikap fakir, darwisyi.
- Unsur Persia
Kehidupan kerohanian
Arab masuk ke Persia itu terjadi melalui ahli-ahli tasawuf didunia
ini. Namun barangkali ada persamaan antara istilah zuhud di Arab
dengan zuhud di menurut agama Manu dan Mazdaq dan hakikat Muhammad
Zarathustra.
Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa sebenarnya tasawuf itu bersumber dari ajaran
islam itu sendiri mengingat yang dipraktekkan Nabi dan para sahabat.
Semuanya berlandaskan kepada Al-quran dan As-sunnah.
Akan tetapi tidak
dipungkiri bahwa setelah tasawuf itu berkembang menjadi pemikiran,
dia mendapat pengaruh dari filsafat Yunani, Hindu, Persia, dsb. Hal
ini tidak hanya terjadi dalam bidang tasawuf saja melainkan juga
dalam bidang lainnya.8
BAB III
PENUTUP
Secara etimologi
pengertian tasawuf setidaknya memiliki tujuh pengertian. Namun dari
ketujuh pengertian itu, yang banyak diakui kedekatannya dengan makna
tasawuf yang dipahami sekarang adalah terma shuf.
Di antara mereka yang lebih cenderung mengakui terma yang ketujuh
ini, antara lain Al-Kalabadzi, Al-Syukhradarwi, Al-Qusyairi dan
lain-lain. Walaupun dalam kenyataannya, tidak setiap kaum sufi
memakai pakaian wol. Hal itu karena para sufi, jika telah memasuki
lingkungan tasawuf, mempunyai simbol-simbol pakaian dari bulu,
tentunya bukan wol, tetapi hampir-hampir menyamai goni dalam
kesederhanaannya.
Pengertian ilmu
tasawuf menurut istilah adalah ilmu yang mempelajari usaha
membersihkan diri, berjuang memerangi hawa nafsu, mencari jalan
kesucian dengan makrifat menuju keabadian, saling mengingatkan antara
manusia, dan berperang teguh pada janji Allah, serta mengikuti
syariat Rasulullah SAW. Dalam mendekatkan diri dan mencapai
keridhaan-Nya.
Nah, untuk itu tidak
ada alas an untuk ragu menerima ajaran tasawuf atau menolaknya.
Bahkan jika boleh dikatakan bahwa tasawuf itulah sebenarnya inti
ajaran islam dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut :
- Kehidupan yang kekal, yaitu kehidupan diakhirat nanti yang kebahagiaannya amat bergantung pada selamatnya rohani manusia dari perbuatan dosa dan pelanggaran.
- Kebahagiaan yang hakiki dalam kehidupan di dunia sebenarnya terletak pada adanya ketenangan batin yang dihasilkan dari kepercayaan dan ketundukan pada tuhan.
- Dalam perjalanan hidupnya manusia akan sampai pada batas-batas dimana harta benda seperti tempat tinggal yang serba mewah, pakaian serba lux, kendaraan mengkilap dan sebagainya. Tidak diperlukan lagi.
- Dalam suasana kehidupan modern yang dibanjiri oleh berbagai paham sekuler seperti materialisme, hedonisme (nafsu), vitalisme (keperkasaan), sering menyeret manusia kepada kehidupan yang penuh persaingan, rakus, boros, saling menerkam dan sebagainya.
1
Dr. Rosihon Anwar, M.Ag. Akhlak tasawuf,hlm.11.pustaka
setia bandung.
2
Dr. Rosihon Anwar, M.Ag. Akhlak tasawuf,hlm.12-14.pustaka
setia bandung.
3
Drs. H. Abuddin Nata,MA.Akhlak tasawuf,hlm. .Rajawali
pers.
4
Dr. Rosihon Anwar, M.Ag.akhlak tasawuf. Hlm. 15-17.pustaka setia
bandung.
5
Drs. H. Abuddin Nata,MA.Akhlak tasawuf,hlm. .Rajawali
pers.
6
Dr. Rosihon Anwar,M.Ag. akhlak tasawuf,hlm.17.pustaka setia bandung
7
Dr. Rosihon Anwar, M.Ag.akhlak tasawuf. Hlm. 25.pustaka setia
bandung.
8
Drs. H. Abuddin Nata,MA.Akhlak tasawuf,hlm. .Rajawali
pers.

g jelas
BalasHapusmaaf gak jelas?
BalasHapusini cuma sebagai makalah kecil..
jadi maaf klo postingan saya membuat anda tidak paham
Posting pnjlasan mengapa para sufi bnyak yg melenceng dbk ka ? Makasih
BalasHapus