PERANAN
DIKSI DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH
by: Sri Windari (SKI/UIN)
- Pendahuluan
Kata
merupakan suatu unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan
perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Kata
memiliki komposisi tertentu, baik secara fonologis maupun morfologis, dan
secara relatif memiliki distribusi yang bebas, yaitu dapat digunakan sesuai
dengan kepentingan.
Pilihan
kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang
maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya
untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus
memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal
ini, makna kata yang tepatlah yang diperlukan.
Tiap
kata mengungkapkan suatu gagasan atau ide. Artinya, kata merupakan media
penyalur gagasan, jadi semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin
banyak ide atau gagasan yang dikuasai dan yang sanggup diungkapkan.
B. Pengertian
Diksi
Menurut
Zainal Arifin (2008 : 28) Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih
kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu.
Diksi adalah pemilihan kata yang bermakna tepat dan selaras (cocok
dengan penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan dengan pokok pembicaraan,
peristiwa, dan khalayak pembaca atau pendengar (Depdikbud, 2005 : 205). Dari
pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi
kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.
Di dalam
karangan ilmiah, kata yang digunakan harus berbentuk formal dan digunakan
secara konsisten. Oleh karena itu, pilihan kata dalam penulisan karangan ilmiah
harus baik dan benar, sehingga makna yang diacunya tepat dan jelas.
Contoh
:
1. Beasiswa
diperuntukkan bagi mahasiswa yang
berprestasi.
Kata
bagi bermakna menunjukkan apa/siapa
yang memperoleh jika berada di depan kata benda atau kata ganti (Ening Herniti,
2005 : 57).
2. Saksi
didatangkan guna didengar
kesaksiannya.
Kata
guna menyatakan makna kegunaan (Ening
Herniti, 2005 : 57).
- Peran Diksi dalam Penulisan Karya Ilmiah
Karya
ilmiah merupakan komunikasi antara penulis dan pembaca. Agar komunikasi itu
efektif dan efisien, maka seorang penulis perlu berhati-hati dalam memilih
kata, sehingga pembaca mampu mencerna kata atau rangkaian kata yang digunakan
penulis untuk mengungkapkan gagasannya.
Dalam
memilih kata ini, seorang penulis harus memperhatikan hal-hal yang menjadi
syarat dari diksi, syarat-syarat itu ialah :
1. Ketepatan
Ketepatan
diksi adalah kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat
pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis
atau pembicara (Ening Herniti, 2005 : 55). Untuk menghasilkan diksi yang tepat
perlu diperhatikan hal-hal berikut.
·
Membedakan secara
cermat makna denotatif dan makna konotatif
Makna
denotatif yang menjelaskan makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar
ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu
pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif (Zainal Arifin, 2008 :
28). Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan, misalnya, bermakna memasukkan
sesuatu ke dalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah
makna denotatif.
Makna
konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap
sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual (Zainal Arifin, 2008 : 29). Kata makan
dalam makna konotatif dapat berarti untung
atau pukul.
Makna
konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang
kecil (denotatif), tetapi kamar kecil
berarti juga jamban (konotatif).
Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata itu adalah makna
denotatif atau konotatif.
Makna-makna
konotatif sifatnya lebih profesional dan operasional daripada makna denotatif.
Makna denotatif adalah makna yang umum. Dengan kata lain, makna konotatif
adalah makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.
Makna
konotatif dan makna denotatif berhubungan erat dengan kebutuhan pemakaian
bahasa. Makna denotatif ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada satu makna yang
menyertainya. Sementara itu, makna konotatif adalah makna kata yang mempunyai
tautan pikian, perasaan, dan lain-lain yang menimbulkan rasa tertentu. Dengan
kata lain, makna denotatif adalah makna yang bersifat umum, sedangkan makna
konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus.
Kalimat
dibawah ini menunjukkan hal itu.
Dia adalah wanita cantik (denotatif)
Dia
adalah wanita manis (konotatif)
Kata
cantik lebih umum daripada kata manis. Kata cantik akan memberikan gambaran umum tentang seorang wanita. Akan
tetapi, dalam kata manis terkandung
suatu maksud yang lebih bersifat memukau perasaan kita. Jadi, jika penulis
memerlukan pengertian dasar, maka harus memilih kata denotatif. Demikian
sebaliknya jika menghendaki reaksi emosional tertentu, penulis, atau pembaca
harus memilih kata konotatif (Ening Herniti, 2005 : 56).
·
Membedakan kata-kata
bersinonim
Kata-kata
bersinonim ada yang dapat saling menggantikan, ada yang tidak. Perhatikan
contoh berikut.
a) Habib
suka (menonton, melihat, memandang, mengawasi) film Spongebob.
b) Kutulis
sebuah puisi (bagi, untuk, buat, guna) pacarku tersayang.
Contoh
(a) kata menonton lebih tepat
daripada melihat sebab wayang kulit
merupakan sebuah tontonan. Kata untuk dan
buat pada kalimat (b) dapat saling
menggantikan. Kata buat dapat
menggantikan kata untuk, tetapi kata buat dipakai dalam bahasa tutur atau
ragam nonformal.
2. Kesesuaian
Kesesuaian
diartikan sebagai pilihan kata yang cocok dengan konteks, seperti situasi
pemakaian, sasaran penulis, dan lain-lain (Ening Herniti, 2005 : 60-62).
Contoh
:
Kata
kamu, anda, dan saudara merupakan kata-kata yang bersinonim, yaitu kata yang
digunakan untuk menyebut lawan bicara, tetapi bukanlah sinonim mutlak.
Nilai-nilai sosial menjadikan ketiga kata itu memiliki nuansa yang berbeda.
Jadi kita menggunakan kata tersebut harus sesuai dengan lawan bicara. Sehingga
mereka mengerti maksud yang kita bicarakan. Misalnya, ketika berbicara dengan
orang desa yang tingkat pendidikannya rendah, maka dianjurkan tidak menggunakan
kata-kata yang kurang dimengerti oleh mereka.
- Simpulan
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pilihan kata yang tepat dan
selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan
kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang
bersangkutan membuat karangan.
Dalam
memilih kata, seorang penulis harus memperhatikan hal-hal yang menjadi syarat dari
diksi, yaitu :
a. Ketepatan
dalam pemilihan kata yang dapat mewakili gagasan penulis dengan benar, sehingga
tidak terjadi perbedaan tafsir antara penulis dengan pembaca.
b. Kesesuaian
pemilihan kata yang cocok dengan konteks, seperti situasi pemakaian, sasaran
penulis, dan lain-lain.
Sumber
Referensi :
Arifin, Zainal. 2008.Cermat
Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.
Depdikbud. 2005. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Herniti, Ening, Sri Harini, dan
Navilah Abdullah. 2005. Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga.