AGAMA
BUDDHA
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Sejarah Agama-agama
Pembimbing : Siti
Maryam
Oleh :
1.Marzumah (10120007)
2.Lilik Nur Asia (10120016)
3.Rahmawasi
JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
KALIJAGA
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama
Buddha merupakan salah satu agama yang besar di dunia.Kata Buddha sendiri diambil
dari kata Buddh yang berarti membangun.Sedangkan orang Buddha sendiri
artinya orang yang membangun.Ada juga sebutan lain yakni Bhagavat artinya yang
luhur serta Tathagat artinya yang sempurna.Selanjutnya seorang Buddha adalah
orang yang mendapat pengetahuan dengan kekuatannya sendiri[1].Dalam
alur sejarah agama-agama di India zaman agama Buddha dimulai sejak tahun 500 SM
hingga tahun 300 M.Secara historis, agama tersebut mempunyai kaitan erat dengan
agama yang mendahuluinya dan yang datang sesudahnya, yaitu agama Hindu[2].Agama
itu timbul didaerah India Utara(daerah Kerajaan Magadha).
Banyak
orang yang belum mengerti mengenai ajaran agama Buddha terutama mereka yang
bukan pemeluk agama itu.Makalah ini mencoba menelisik lebih dalam lagi mengenai
seluk beluk agama Buddha.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
asal usul agama Buddha?
2. Apa
ajaran yang dibawa Buddha?
3. Apa
saja aliran dalam Buddha serta perkembangannya?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. ASAL
USUL AGAMA BUDDHA
Agama
Buddha timbul pada abad ke VI S.M. di
India Utara (daerah Kerajaan Magadha). Diajarkan oleh sang Gautama atau
Sidharta (hidup 560 S.M. s/d 480 S.M), seorang putra raja Maghada bernama Suddodhana.
Menurut riwayat hidupnya, gautama mula-mula beragama hindu mengikuti orang
tuanya. Untuk mencegah pengaruh kehidupan masyarakat yang mungkin dapat melemahkan kepercayaan/keimanannya dalam
agama, maka dia tidak diizinkan melihat kenyataan hidup di luar istana. Dia
mengalami pendidikan isolatif dari masyarakat luas di luar istana. Untuk
menentramkan kehidupannya dia senantiasa di kelilingi dengan kehidupan serba
mewah yang khas istana yang penuh dengan kenikmatan dan kelezatan.[3]segala
keinginannya akan di kabulkan asalkan ia mau menetap di istana dan kelak
bersedia menggantikan ayahnya sebagai raja. Namun ia menolak hidup yang
diliputi serba kemewahan bahkan ia tertarik untuk hidup sederhana sebagai
pertapa.
Setelah
ia menginjak usia 29 tahun, terbitlah keinsyafan batinnya, bahwa hidup
keduniaan dalam suasana kemewahan di
istana tidaklah dapat memberi ketentraman batinnya. Timbulnya keinsafan
demikian itu karna di waktu ia bercengkrama telah melihat beberapa peristiwa
yan sangat mengesankan. Ia melihat seorang tua yang sangat lemah tubuhnya,
sehingga hidupnya penuh penderitaan. Ia berfikir bahwa bagaimanapun juga orang
hidup itu akhirnya pasti akan mengalami tua yang penuh penderitaan itu. Ia
melihat orang sakit yang merasakan pendritaan kerena penyakitnya itu. Ia juga
melihat orang mati, yang meskipun tubuhya masih tampak utuh, tetapi sudah tidak
mempunyai daya apapun. Ia harus berpisah
dengan harta, tahta dan segala sesuata yang di cintainya. Terakhir ia melihat
seorang pendeta pertapa yang meskipun hidup miskin tapi tampak cerah wajahnya
melambangkan kedamaian yang terdapat dalam batinnya. Maka sidharta sangat
tertarik untuk menempuh jalan hidup
orang petapa ini. Dari beberapa yang di jumpainya itu, ia dapat mengambil
kesimpulan, bahwa hidup di dunia ini penuh penderitaan. Akhinya ia memutuskan
untuk meninggalkan istana ayahnya, guna mencari jalan yang dapat membebaskan
manusia dari penderitaan. Ia mengembara masuk keluar hutan , berpuasa dan
bertapa guna untuk mendapatkan pengetahuan yang sejati . akhirnya setelah ia
bersemedi di bawah pohon boddhidi boddh Gaya tersingkaplah baginya: “pengetahuan
tentang kebenaran yang sejati”. Maka sejak itu ia memakai gelar budha, artinya
yang telah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran yang sejati[4].
Buddha
mengembara di India Utara untuk menyebarkan ajaran.Banyak yang percaya
kepadanya.Ia hidup dari pemberian-pemberian para pengikutnya.Kelima orang
percaya di Benares menjadi muridnya yang pertama.Didalam pengajarannya Buddha
senantiasa memperhatikan sifat para pendengarnya dan tingkat-tingkat
perkembangan rohani mereka.Oleh karena itu, kepada beberapa orang Buddha ia
hanya mengajarkan menjalani hidup susila, dengan membayangkan kesenangan surga
di kemudian hari atau suatu penjelmaan kembali yang bagus sebagai pahala mereka[5]
Setelah
45 tahun mendakwahkan ajaran-ajarannya yang sangat di tentang oleh kaum pendeta
Hinduisme itu akhirnya dia wafat dalam usia 80 tahun. Janazahnya di bakar dan
abunya di bagi-bagikan kepada raja-raja yg mengikuti ajarannya. Kota tempat
budha wafat itu ialah kusinagara.
Dengan
demikian pengikut-pengikutnya memandang adanya empat tempat yang di sucikan
selama-lamanya. Empat kota suci tersebut menurut pemeluk ajaran budha ialah:
1.
Kapilavastu : tempat kelahiran
Gautama
2.
Bodhgaya: tempat dimana
Gautama mendapat ilham pertama
3.
Benares (kasi): tempat
dia pertama kali mengajarkan ilham
4.
Kusinagara : tempat
dimana dia wafat dalam usia 80 tahun.
B.
AJARAN AGAMA BUDDHA
Ajaran yang disampaikan
kepada manusia oleh Buddha erat hubungannya dengan agama-agama yang ada
sebelumnya.Oleh karena itu ajaran Buddha merupakan faham yang bertujun untuk
mereform atau memperbarui ajaran Hindhuisme dimana pendeta-pendetnya saat itu
sangat berperan dalam kehidupan masyarakat[6].
Pokok-pokok inti ajaran Buddha
yakni membicarakan mengenai “kedelapan jalan”, “keempat kebenaran yang mulia”,
serta “Lima Aturan”.Kedelapan jalan yang mulia yaitu: kepercayaan yang benar ,
perbuatan yang benar, penghidupan yang
benar, usaha yang benar, semadi yang benar, mengheningkan cipta yang benar.Empat
kebenaran mulia sendiri yakni: sepanjang
hidupnya manusia mengalami penderitaan; penyebab penderitaan adalah keinginan
manusia yang kuat akan hidup , kesenangan, dan uang; Sedangkan mengenai lima
aturan adalah pedoman moral yang harus diikuti oleh setiap umat Buddha antara
lain: mereka tidak boleh membunuh atau merusak benda-benda hidup ; mereka tidak
boleh mengambil barang yang tidak diberikan kepadanya mereka tidak boleh
menyalahgunakan seks; mereka tidak boleh menggunaka kata-kata yang tidak pantas
seperti berbohong, menyebar rumor, dan gosip; dan mereka tidak boleh
menggunakan obat terlarang dan alkohol
karena semua itu akan mengganggu pikiran dan penalaran.
Ajaran Buddha itu sutu ajaran
kelepasan.Pendapat para Brahmana bahwa kelepasan itu dapat dicapai dengan
melakukan upacara atau denagn menyiksa
diri yang ditunjukan oleh Yoga, telah ditolak Buddha.Dia sendiri menamakan
ajaran kelepasannya itu suatu jalan tengah yang disini disebut dalam kedelapan
jalan.Barangsiapa memikirkan soal—soal tentang kedelapan jalan, yang didalamnya
Buddha merangkumkkan ajaran kelepasannya, dan barangsiapa menyelidiki ke tujuan
mana jalan itu menuju, akan segera mengetahui bahwa untuk memahami benar-benar
maksud itu aka sangat bermanfaat, apabila orang membedakan empat buah tingkatan[7].
Disamping pokok-pokok ajaran
tersebut, ada pula pandangan Buddha mengenai metafisika dan
ketuhanan.Pandangan-pandanagn mengenai metafisika tergambar pada penjelasan
mengenai Nirvana yang menurutnya adalah suatu keadaan yang tidak dapat
ditangkap pancaindera, tak dapat dimengerti, dan tidak dapat dinyatakan; ia
adalah situasi yang tenang, bahagya abadi yang terlepas dari nafsu-nafsu, hanya
jiwa manusia pada tingkat tertinggi dapat mengalaminya[8].Secara
etimologi, Nirvana artinya menghembus atau memadamkan sebagaimana memadamkan
api yang sedang membara.Dijelaskan pula bahwa konsepsi Buddha tentang Nirvana
itu tidak jelas apakah sebagai alam yang bersifat ukhrowwi ataukah diartikan
sebagai Tuhan atau Dewa-dewa.
Dilain hal, masih ada pertentangan
mengenai keabsahan Buddha sebagai agama.Meski memag menimbulkan berbgai
pendapat.Kami hanya mengutip satu pernyataan dari S.RadhaKrisnan yang
menyatakan bahwaagama-agama didunia ini dapat dibedakan antara agama-agama yang
menitikberatkan obyek dan agama-agama yang teptap pada pengalaman.Bagi golongan
yang pertama agama ialah suatu sikap kepercayaan dan kelakuan yang tertuju
kepada suatu kekuasaan dari luar.Bagi golongan kedua agama ialah suatu
pengalaman, yang diberi nilai yang tertinggi oleh individu.Agama Hinddhu dan
agama Buddha termasuk golongan ini.Bagi mereka agama adalah pertolongan; lebih
merupakan suatu pengalaman yang berubah bentuknya daripada suatu ide atau paham
tentang Tuhan.Bodhi atau pencerahan yang dicapai Buddha dan yang dituju oleh
para pengikutnya adalah suatu pengalaman.Pengertian mendalam yang
sempurna(sambodhi) adalah akhir dan tujuan kedelapan jalan dari agama Buddha.
Cita-cita religius Buddha adalah
pembebasan dari pebudakan dan kelahiran kembali dari kematian dan derita,
pendeknya untuk memperoleh kedamaian dan kesadaranyang lebih tinggi dalam
Nirvana.Kehidupan di atas bumi tidak dipandang sebagai sebuah persiapan bagi
kekekalan yang akan datang.
Konsep tentang yang kudus, yang
tidak dilahirkan, tidak dibuat, tidak dijadikan atau tidak disusun, bisa
dicapai melalui meditasi pada tingkat paling akhir.Jadi Yang Kudus tidak
dialami lewat gerakan-gerakan yang batiniah sekalipun tetapi lewat ketenangan
batin dan ketidakacuhan tubuh[9].
C.ALIRAN-ALIRAN
AGAMA BUDDHA DAN PERKEMBANGANNYA
Setelah Buddha
wafat, timbullah di dalam ajaran agama ini beberapa faham, yang harus kita
perhatikan juga untuk daapat mengerti, apa saja yang disajikan di dalam
abad-abad yang yang kemudian di bawah nama Buddhisme itu.
1.
Aliran Hinayana
Aliran
Hinayana ( kendaran kecil) adalah aliran ortodoks. Yaitu aliran yang
mempertahankan keasliannya ajaran agama budha. Pengikut aliran ini banyak
terdapat di negara-negara srilangka, myanmar, Thailand, Kamboja, Laos dan Vietnam.
Aliran ini disebut juga “Theravada” artinya jalan bagi kaum tua-tua.Buddha
sendiri tentunya berbahasa dengan dialek Pali.Kitab Suci ini dikenal sebagai Pali
Canon[10].Sesuai
dengan ajaran asli buddha Gautama, aliran hinayana tidak mengajarkan
penyembahan kepada tuhan. Yang penting ialah melaksanakan ajaran moral yang di
ajarkan oleh gurunya itu. Buku-buku ajarannya banyak menggunakan bahasa pali. Tujuan
tertinggi ialah menjadi Arahat yaitu seorang yang bener-benar telah lenyap nafsu dan keinginannya serta
ketidaktahuannya (avidya) sehingga ia dapat mencapai nirwana dan dengan
demikian terbebaslah ia dari rangkaian samsara. Aliran ini menitikberatkan pada
kelepasan individual, artinya tiap-tiap orang berusaha melepaskan dirinya
masing-masing dari penderitaan hidup.
2.Aliran Mahayana
Mahayana
yang artinya kendaraan besar adalah aliran yang mengadakan pembaharuan terhadap
ajaran budha yang asli[11].
Ciri yang menonjol dari aliran Mahayana adalah timbulnya upacara penyembahan
kepada tuhan dalam agama budha .Ajaran-ajaran pokok Mahayana :
1.Orang
dalam usahanya mencapai Nirwana tidak egoistis/mementingkan diri sendiri akan
tetapi dapat saling membantu
2.Orang tidak sendirian dalam
mencapai kelepasan, tetapi dapat ditolong orang lain yang telah menjadi
bodhi-satva
3.kunci
keutamaan ialah kasih sayang yang disebut “karunia”
4.Agama
punya hubungan dengan ehidupan di dunia bagi orang awam di luar golongan
pendeta.
5.Type
ideal manusia ialah Bodhisatva
6.Budhi
dipandanag sebagai juru selamat manusia
7.Melaksanakan
dengan teliti hal-hal yang berhubungan denagn metafisika
8.Mengadakan
upacara keagamaan
9.melakukan
doa-doa permohonan kepada dewa-dewa Buddhisme
10.ajarannya
bersifat liberal
11.mengenal
dewa-dewa Lokpalaserta dewa-dewa Trimurti Budisme
12.memperhatikan
pengalaman Yoga dan mantra-mantra
Mahayana
terpecah dalam beberapa sekte seperti Buddhisme di Tibet yang dikenal dengan
Lamaisme, Buddhisme di Mongolia, Budhisme Jepang yang dikenal dengan Zen
Buddhisme, buddisme di Cina, Buddhisme di Korea dan sebagainya .
BAB
III
PENUTUP
Dari
uraian mengenai agama Buddha di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa agama
Buddha dibawa oleh seorang putra Kerajaan Magadha bernama Sidarta Gautama yang
telah memperoleh pencerahan setelah melalui berbagai tahapperistiwa yang
dialaminya.Ajaran pokok agama Buddha mencakup delapan jalan, empat
kebenaran mulia, dan lima aturan.Setelah itu, agama Buddha
berkembang menjadi dua aliran besar yaitu aliran Hinayana dan Mahayana.Aliran
tersebut berkembang dan menyebar ke negara-negara lainTerlepas daripada itu,
masih terdapat wacana apakah Buddha termasuk agama atau bukan.Kami sejauh ini
sepakat bahwa Buddha termasuk agama dengan mengusung teori yang disampaikan
S.Radhakrishnan bahwa agama adalah suatu pengalaman yang berubah bentuknya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Manaf,
Mujahid. Sejarah Agama-Agama.Jakarta:Raja Grafindo Persada..1994
Arifin, H.M. Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar.Jakarta:
Golden Terayon.1997
Dhavamony,
Mariasusai.Fenomenologi Agama.(Yogyakarta:Kanisuis). 1995
JR, A.G.Honig.
Ilmu Agama. (Jakarta:Gunung Mulia). 1997
[1] A.G.Honig JR, Ilmu
Agama, (Jakarta:Gunung Mulia), 1997, hlm.165
[2] Mujahid Abdul Manaf, Sejarah
Agama-Agama, (Jakarta:Raja Grafindo Persada), hlm.21
[3]HM. Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, (Golden
terayon press,jakarta),1997.hlm.94
[4]Mujahid Abdul Manaf, Sejarah
Agama-Agama, (Jakarta:Raja Grafindo Persada), hlm.25-26
[6] H.M.Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, Jakarta:
Golden Terayon, 1997, hlm.95
[8] H.M.Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, Jakarta:
Golden Terayon, 1997,hlm.101
[9] Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, (Yogyakarta:Kanisuis),
1995, hlm.95
[10] Michael Keene, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta : Kanisius),2006,
hlm.70
[11] Mujahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta:Raja
Grafindo Persada), hlm.36
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
just share!