Sabtu, 02 April 2016

Makalah Sejarah Agama-Agama (Agama Budha)



AGAMA BUDDHA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
               Mata Kuliah   : Sejarah Agama-agama
Pembimbing    :  Siti Maryam



Oleh :
1.Marzumah (10120007)
2.Lilik Nur Asia (10120016)
3.Rahmawasi

JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2012
 BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Agama Buddha merupakan salah satu agama yang besar di dunia.Kata Buddha sendiri diambil dari kata Buddh yang berarti membangun.Sedangkan orang Buddha sendiri artinya orang yang membangun.Ada juga sebutan lain yakni Bhagavat artinya yang luhur serta Tathagat artinya yang sempurna.Selanjutnya seorang Buddha adalah orang yang mendapat pengetahuan dengan kekuatannya sendiri[1].Dalam alur sejarah agama-agama di India zaman agama Buddha dimulai sejak tahun 500 SM hingga tahun 300 M.Secara historis, agama tersebut mempunyai kaitan erat dengan agama yang mendahuluinya dan yang datang sesudahnya, yaitu agama Hindu[2].Agama itu timbul didaerah India Utara(daerah Kerajaan Magadha).
Banyak orang yang belum mengerti mengenai ajaran agama Buddha terutama mereka yang bukan pemeluk agama itu.Makalah ini mencoba menelisik lebih dalam lagi mengenai seluk beluk agama Buddha.


B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal usul agama Buddha?
2. Apa ajaran yang dibawa Buddha?
3. Apa saja aliran dalam Buddha serta perkembangannya?


BAB II
PEMBAHASAN

A. ASAL USUL AGAMA BUDDHA
Agama Buddha  timbul pada abad ke VI S.M. di India Utara (daerah Kerajaan Magadha). Diajarkan oleh sang Gautama atau Sidharta (hidup 560 S.M. s/d 480 S.M), seorang putra raja Maghada bernama Suddodhana. Menurut riwayat hidupnya, gautama mula-mula beragama hindu mengikuti orang tuanya. Untuk mencegah pengaruh kehidupan masyarakat yang mungkin dapat  melemahkan kepercayaan/keimanannya dalam agama, maka dia tidak diizinkan melihat kenyataan hidup di luar istana. Dia mengalami pendidikan isolatif dari masyarakat luas di luar istana. Untuk menentramkan kehidupannya dia senantiasa di kelilingi dengan kehidupan serba mewah yang khas istana yang penuh dengan kenikmatan dan kelezatan.[3]segala keinginannya akan di kabulkan asalkan ia mau menetap di istana dan kelak bersedia menggantikan ayahnya sebagai raja. Namun ia menolak hidup yang diliputi serba kemewahan bahkan ia tertarik untuk hidup sederhana sebagai pertapa.
Setelah ia menginjak usia 29 tahun, terbitlah keinsyafan batinnya, bahwa hidup keduniaan  dalam suasana kemewahan di istana tidaklah dapat memberi ketentraman batinnya. Timbulnya keinsafan demikian itu karna di waktu ia bercengkrama telah melihat beberapa peristiwa yan sangat mengesankan. Ia melihat seorang tua yang sangat lemah tubuhnya, sehingga hidupnya penuh penderitaan. Ia berfikir bahwa bagaimanapun juga orang hidup itu akhirnya pasti akan mengalami tua yang penuh penderitaan itu. Ia melihat orang sakit yang merasakan pendritaan kerena penyakitnya itu. Ia juga melihat orang mati, yang meskipun tubuhya masih tampak utuh, tetapi sudah tidak mempunyai  daya apapun. Ia harus berpisah dengan harta, tahta dan segala sesuata yang di cintainya. Terakhir ia melihat seorang pendeta pertapa yang meskipun hidup miskin tapi tampak cerah wajahnya melambangkan kedamaian yang terdapat dalam batinnya. Maka sidharta sangat tertarik untuk menempuh  jalan hidup orang petapa ini. Dari beberapa yang di jumpainya itu, ia dapat mengambil kesimpulan, bahwa hidup di dunia ini penuh penderitaan. Akhinya ia memutuskan untuk meninggalkan istana ayahnya, guna mencari jalan yang dapat membebaskan manusia dari penderitaan. Ia mengembara masuk keluar hutan , berpuasa dan bertapa guna untuk mendapatkan pengetahuan yang sejati . akhirnya setelah ia bersemedi di bawah pohon boddhidi boddh Gaya tersingkaplah baginya: “pengetahuan tentang kebenaran yang sejati”. Maka sejak itu ia memakai gelar budha, artinya yang telah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran yang sejati[4].
Buddha mengembara di India Utara untuk menyebarkan ajaran.Banyak yang percaya kepadanya.Ia hidup dari pemberian-pemberian para pengikutnya.Kelima orang percaya di Benares menjadi muridnya yang pertama.Didalam pengajarannya Buddha senantiasa memperhatikan sifat para pendengarnya dan tingkat-tingkat perkembangan rohani mereka.Oleh karena itu, kepada beberapa orang Buddha ia hanya mengajarkan menjalani hidup susila, dengan membayangkan kesenangan surga di kemudian hari atau suatu penjelmaan kembali yang bagus sebagai pahala mereka[5]
Setelah 45 tahun mendakwahkan ajaran-ajarannya yang sangat di tentang oleh kaum pendeta Hinduisme itu akhirnya dia wafat dalam usia 80 tahun. Janazahnya di bakar dan abunya di bagi-bagikan kepada raja-raja yg mengikuti ajarannya. Kota tempat budha wafat itu ialah kusinagara.
Dengan demikian pengikut-pengikutnya memandang adanya empat tempat yang di sucikan selama-lamanya. Empat kota suci tersebut menurut  pemeluk ajaran budha ialah:
1.      Kapilavastu : tempat kelahiran Gautama
2.      Bodhgaya: tempat dimana Gautama mendapat ilham pertama
3.      Benares (kasi): tempat dia pertama kali mengajarkan ilham
4.      Kusinagara : tempat dimana dia wafat dalam usia 80 tahun.
B. AJARAN AGAMA BUDDHA
Ajaran yang disampaikan kepada manusia oleh Buddha erat hubungannya dengan agama-agama yang ada sebelumnya.Oleh karena itu ajaran Buddha merupakan faham yang bertujun untuk mereform atau memperbarui ajaran Hindhuisme dimana pendeta-pendetnya saat itu sangat berperan dalam kehidupan masyarakat[6].
Pokok-pokok inti ajaran Buddha yakni membicarakan mengenai “kedelapan jalan”, “keempat kebenaran yang mulia”, serta “Lima Aturan”.Kedelapan jalan yang mulia yaitu: kepercayaan yang benar , perbuatan yang benar,  penghidupan yang benar, usaha yang benar, semadi yang benar, mengheningkan cipta yang benar.Empat kebenaran mulia sendiri yakni:  sepanjang hidupnya manusia mengalami penderitaan; penyebab penderitaan adalah keinginan manusia yang kuat akan hidup , kesenangan, dan uang; Sedangkan mengenai lima aturan adalah pedoman moral yang harus diikuti oleh setiap umat Buddha antara lain: mereka tidak boleh membunuh atau merusak benda-benda hidup ; mereka tidak boleh mengambil barang yang tidak diberikan kepadanya mereka tidak boleh menyalahgunakan seks; mereka tidak boleh menggunaka kata-kata yang tidak pantas seperti berbohong, menyebar rumor, dan gosip; dan mereka tidak boleh menggunakan obat terlarang  dan alkohol karena semua itu akan mengganggu pikiran dan penalaran.
Ajaran Buddha itu sutu ajaran kelepasan.Pendapat para Brahmana bahwa kelepasan itu dapat dicapai dengan melakukan upacara  atau denagn menyiksa diri yang ditunjukan oleh Yoga, telah ditolak Buddha.Dia sendiri menamakan ajaran kelepasannya itu suatu jalan tengah yang disini disebut dalam kedelapan jalan.Barangsiapa memikirkan soal—soal tentang kedelapan jalan, yang didalamnya Buddha merangkumkkan ajaran kelepasannya, dan barangsiapa menyelidiki ke tujuan mana jalan itu menuju, akan segera mengetahui bahwa untuk memahami benar-benar maksud itu aka sangat bermanfaat, apabila orang membedakan empat buah tingkatan[7].
Disamping pokok-pokok ajaran tersebut, ada pula pandangan Buddha mengenai metafisika dan ketuhanan.Pandangan-pandanagn mengenai metafisika tergambar pada penjelasan mengenai Nirvana yang menurutnya adalah suatu keadaan yang tidak dapat ditangkap pancaindera, tak dapat dimengerti, dan tidak dapat dinyatakan; ia adalah situasi yang tenang, bahagya abadi yang terlepas dari nafsu-nafsu, hanya jiwa manusia pada tingkat tertinggi dapat mengalaminya[8].Secara etimologi, Nirvana artinya menghembus atau memadamkan sebagaimana memadamkan api yang sedang membara.Dijelaskan pula bahwa konsepsi Buddha tentang Nirvana itu tidak jelas apakah sebagai alam yang bersifat ukhrowwi ataukah diartikan sebagai Tuhan atau Dewa-dewa.
Dilain hal, masih ada pertentangan mengenai keabsahan Buddha sebagai agama.Meski memag menimbulkan berbgai pendapat.Kami hanya mengutip satu pernyataan dari S.RadhaKrisnan yang menyatakan bahwaagama-agama didunia ini dapat dibedakan antara agama-agama yang menitikberatkan obyek dan agama-agama yang teptap pada pengalaman.Bagi golongan yang pertama agama ialah suatu sikap kepercayaan dan kelakuan yang tertuju kepada suatu kekuasaan dari luar.Bagi golongan kedua agama ialah suatu pengalaman, yang diberi nilai yang tertinggi oleh individu.Agama Hinddhu dan agama Buddha termasuk golongan ini.Bagi mereka agama adalah pertolongan; lebih merupakan suatu pengalaman yang berubah bentuknya daripada suatu ide atau paham tentang Tuhan.Bodhi atau pencerahan yang dicapai Buddha dan yang dituju oleh para pengikutnya adalah suatu pengalaman.Pengertian mendalam yang sempurna(sambodhi) adalah akhir dan tujuan kedelapan jalan dari agama Buddha.
Cita-cita religius Buddha adalah pembebasan dari pebudakan dan kelahiran kembali dari kematian dan derita, pendeknya untuk memperoleh kedamaian dan kesadaranyang lebih tinggi dalam Nirvana.Kehidupan di atas bumi tidak dipandang sebagai sebuah persiapan bagi kekekalan yang akan datang.
Konsep tentang yang kudus, yang tidak dilahirkan, tidak dibuat, tidak dijadikan atau tidak disusun, bisa dicapai melalui meditasi pada tingkat paling akhir.Jadi Yang Kudus tidak dialami lewat gerakan-gerakan yang batiniah sekalipun tetapi lewat ketenangan batin dan ketidakacuhan tubuh[9].
C.ALIRAN-ALIRAN AGAMA BUDDHA DAN PERKEMBANGANNYA
Setelah Buddha wafat, timbullah di dalam ajaran agama ini beberapa faham, yang harus kita perhatikan juga untuk daapat mengerti, apa saja yang disajikan di dalam abad-abad yang yang kemudian di bawah nama Buddhisme itu.
1.      Aliran Hinayana
Aliran Hinayana ( kendaran kecil) adalah aliran ortodoks. Yaitu aliran yang mempertahankan keasliannya ajaran agama budha. Pengikut aliran ini banyak terdapat di negara-negara srilangka, myanmar, Thailand, Kamboja, Laos dan Vietnam. Aliran ini disebut juga “Theravada” artinya jalan bagi kaum tua-tua.Buddha sendiri tentunya berbahasa dengan dialek Pali.Kitab Suci ini dikenal sebagai Pali Canon[10].Sesuai dengan ajaran asli buddha Gautama, aliran hinayana tidak mengajarkan penyembahan kepada tuhan. Yang penting ialah melaksanakan ajaran moral yang di ajarkan oleh gurunya itu. Buku-buku ajarannya banyak menggunakan bahasa pali. Tujuan tertinggi ialah menjadi Arahat yaitu seorang yang bener-benar  telah lenyap nafsu dan keinginannya serta ketidaktahuannya (avidya) sehingga ia dapat mencapai nirwana dan dengan demikian terbebaslah ia dari rangkaian samsara. Aliran ini menitikberatkan pada kelepasan individual, artinya tiap-tiap orang berusaha melepaskan dirinya masing-masing dari penderitaan hidup.
2.Aliran Mahayana
Mahayana yang artinya kendaraan besar adalah aliran yang mengadakan pembaharuan terhadap ajaran budha yang asli[11]. Ciri yang menonjol dari aliran Mahayana adalah timbulnya upacara penyembahan kepada tuhan dalam agama budha .Ajaran-ajaran pokok Mahayana :
1.Orang dalam usahanya mencapai Nirwana tidak egoistis/mementingkan diri sendiri akan tetapi dapat saling membantu
           2.Orang tidak sendirian dalam mencapai kelepasan, tetapi dapat ditolong orang lain yang telah menjadi bodhi-satva
3.kunci keutamaan ialah kasih sayang yang disebut “karunia”
4.Agama punya hubungan dengan ehidupan di dunia bagi orang awam di luar golongan pendeta.
5.Type ideal manusia ialah Bodhisatva
6.Budhi dipandanag sebagai juru selamat manusia
7.Melaksanakan dengan teliti hal-hal yang berhubungan denagn metafisika
8.Mengadakan upacara keagamaan
9.melakukan doa-doa permohonan kepada dewa-dewa Buddhisme
10.ajarannya bersifat liberal
11.mengenal dewa-dewa Lokpalaserta dewa-dewa Trimurti Budisme
12.memperhatikan pengalaman Yoga dan mantra-mantra
Mahayana terpecah dalam beberapa sekte seperti Buddhisme di Tibet yang dikenal dengan Lamaisme, Buddhisme di Mongolia, Budhisme Jepang yang dikenal dengan Zen Buddhisme, buddisme di Cina, Buddhisme di Korea dan sebagainya .




BAB III
PENUTUP

Dari uraian mengenai agama Buddha di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa agama Buddha dibawa oleh seorang putra Kerajaan Magadha bernama Sidarta Gautama yang telah memperoleh pencerahan setelah melalui berbagai tahapperistiwa yang dialaminya.Ajaran pokok agama Buddha mencakup delapan jalan, empat kebenaran mulia, dan lima aturan.Setelah itu, agama Buddha berkembang menjadi dua aliran besar yaitu aliran Hinayana dan Mahayana.Aliran tersebut berkembang dan menyebar ke negara-negara lainTerlepas daripada itu, masih terdapat wacana apakah Buddha termasuk agama atau bukan.Kami sejauh ini sepakat bahwa Buddha termasuk agama dengan mengusung teori yang disampaikan S.Radhakrishnan bahwa agama adalah suatu pengalaman yang berubah bentuknya.



DAFTAR PUSTAKA

 Abdul Manaf, Mujahid. Sejarah Agama-Agama.Jakarta:Raja Grafindo Persada..1994
Arifin, H.M. Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar.Jakarta: Golden Terayon.1997
Dhavamony,  Mariasusai.Fenomenologi Agama.(Yogyakarta:Kanisuis). 1995
JR, A.G.Honig. Ilmu Agama. (Jakarta:Gunung Mulia). 1997





  


[1] A.G.Honig JR, Ilmu Agama, (Jakarta:Gunung Mulia), 1997, hlm.165
[2] Mujahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta:Raja Grafindo Persada), hlm.21
[3]HM. Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, (Golden terayon press,jakarta),1997.hlm.94

[4]Mujahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta:Raja Grafindo Persada), hlm.25-26
[5] A.G.Honig JR, Ilmu Agama, (Jakarta:Gunung Mulia), 1997, hlm.178.
[6] H.M.Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, Jakarta: Golden Terayon, 1997, hlm.95
[7] A.G.Honig JR, Ilmu Agama, (Jakarta:Gunung Mulia), 1997, hlm.195
[8] H.M.Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, Jakarta: Golden Terayon, 1997,hlm.101
[9] Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, (Yogyakarta:Kanisuis), 1995, hlm.95
[10] Michael Keene, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta : Kanisius),2006, hlm.70
[11] Mujahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta:Raja Grafindo Persada), hlm.36

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

just share!