Sabtu, 02 April 2016

Peranan Diksi



PERANAN DIKSI DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH
by: Sri Windari (SKI/UIN)
  1. Pendahuluan
Kata merupakan suatu unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Kata memiliki komposisi tertentu, baik secara fonologis maupun morfologis, dan secara relatif memiliki distribusi yang bebas, yaitu dapat digunakan sesuai dengan kepentingan.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang diperlukan.
Tiap kata mengungkapkan suatu gagasan atau ide. Artinya, kata merupakan media penyalur gagasan, jadi semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasai dan yang sanggup diungkapkan.
B.     Pengertian Diksi
Menurut Zainal Arifin (2008 : 28) Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu.  Diksi adalah pemilihan kata yang bermakna tepat dan selaras (cocok dengan penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa, dan khalayak pembaca atau pendengar (Depdikbud, 2005 : 205). Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.
Di dalam karangan ilmiah, kata yang digunakan harus berbentuk formal dan digunakan secara konsisten. Oleh karena itu, pilihan kata dalam penulisan karangan ilmiah harus baik dan benar, sehingga makna yang diacunya tepat dan jelas.
Contoh :
1.      Beasiswa diperuntukkan bagi mahasiswa yang berprestasi.
Kata bagi bermakna menunjukkan apa/siapa yang memperoleh jika berada di depan kata benda atau kata ganti (Ening Herniti, 2005 : 57).
2.      Saksi didatangkan guna didengar kesaksiannya.
Kata guna menyatakan makna kegunaan (Ening Herniti, 2005 : 57).
  1. Peran Diksi dalam Penulisan Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan komunikasi antara penulis dan pembaca. Agar komunikasi itu efektif dan efisien, maka seorang penulis perlu berhati-hati dalam memilih kata, sehingga pembaca mampu mencerna kata atau rangkaian kata yang digunakan penulis untuk mengungkapkan gagasannya.
Dalam memilih kata ini, seorang penulis harus memperhatikan hal-hal yang menjadi syarat dari diksi, syarat-syarat itu ialah :
1.      Ketepatan
Ketepatan diksi adalah kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa  yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara (Ening Herniti, 2005 : 55). Untuk menghasilkan diksi yang tepat perlu diperhatikan hal-hal berikut.
·         Membedakan secara cermat makna denotatif dan makna konotatif
Makna denotatif yang menjelaskan makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif (Zainal Arifin, 2008 : 28). Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan, misalnya, bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini  adalah makna denotatif.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual (Zainal Arifin, 2008 : 29). Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.
Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata itu adalah makna denotatif atau konotatif.
Makna-makna konotatif sifatnya lebih profesional dan operasional daripada makna denotatif. Makna denotatif adalah makna yang umum. Dengan kata lain, makna konotatif adalah makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.
Makna konotatif dan makna denotatif berhubungan erat dengan kebutuhan pemakaian bahasa. Makna denotatif ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada satu makna yang menyertainya. Sementara itu, makna konotatif adalah makna kata yang mempunyai tautan pikian, perasaan, dan lain-lain yang menimbulkan rasa tertentu. Dengan kata lain, makna denotatif adalah makna yang bersifat umum, sedangkan makna konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus.
Kalimat dibawah ini menunjukkan hal itu.
            Dia adalah wanita cantik (denotatif)
Dia adalah wanita manis (konotatif)
Kata cantik lebih umum daripada kata manis. Kata cantik akan memberikan gambaran umum tentang seorang wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung suatu maksud yang lebih bersifat memukau perasaan kita. Jadi, jika penulis memerlukan pengertian dasar, maka harus memilih kata denotatif. Demikian sebaliknya jika menghendaki reaksi emosional tertentu, penulis, atau pembaca harus memilih kata konotatif (Ening Herniti, 2005 : 56).
·         Membedakan kata-kata bersinonim
Kata-kata bersinonim ada yang dapat saling menggantikan, ada yang tidak. Perhatikan contoh berikut.
a)      Habib suka (menonton, melihat, memandang, mengawasi) film Spongebob.
b)      Kutulis sebuah puisi (bagi, untuk, buat, guna) pacarku tersayang.
Contoh (a) kata menonton lebih tepat daripada melihat sebab wayang kulit merupakan sebuah tontonan. Kata untuk dan buat pada kalimat (b) dapat saling menggantikan. Kata buat dapat menggantikan kata untuk, tetapi kata buat dipakai dalam bahasa tutur atau ragam nonformal.
2.      Kesesuaian
Kesesuaian diartikan sebagai pilihan kata yang cocok dengan konteks, seperti situasi pemakaian, sasaran penulis, dan lain-lain (Ening Herniti, 2005 : 60-62).
Contoh :
Kata kamu, anda, dan saudara merupakan kata-kata yang bersinonim, yaitu kata yang digunakan untuk menyebut lawan bicara, tetapi bukanlah sinonim mutlak. Nilai-nilai sosial menjadikan ketiga kata itu memiliki nuansa yang berbeda. Jadi kita menggunakan kata tersebut harus sesuai dengan lawan bicara. Sehingga mereka mengerti maksud yang kita bicarakan. Misalnya, ketika berbicara dengan orang desa yang tingkat pendidikannya rendah, maka dianjurkan tidak menggunakan kata-kata yang kurang dimengerti oleh mereka.



  1. Simpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.
Dalam memilih kata, seorang penulis harus memperhatikan hal-hal yang menjadi syarat dari diksi, yaitu :
a.       Ketepatan dalam pemilihan kata yang dapat mewakili gagasan penulis dengan benar, sehingga tidak terjadi perbedaan tafsir antara penulis dengan pembaca.
b.      Kesesuaian pemilihan kata yang cocok dengan konteks, seperti situasi pemakaian, sasaran penulis, dan lain-lain.  


Sumber Referensi :
Arifin, Zainal. 2008.Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika    Pressindo.
Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Herniti, Ening, Sri Harini, dan Navilah Abdullah. 2005. Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

just share!